Hasrat menyelinap di relung hati
Pedih perih menyayat
Semakin erat hasrat itu memenuhi relung hati
Semakin sadar bahwa diri ini tiada memiliki
Dapat kunikmati indahnya mentari di ufuk timur
Kunikmati pula anggunnya lazuardi di ufuk barat
Namun tak satupun mereka milikku
Walau mereka ada dalam dekapanku
Tersadar diri ini
Betapa hasrat itu membuatku terhempas
Betapa selendang pelangi itu semu
Betapa semua itu fatamorgana
Kutemukan hakiki hasrat itu
Harusnya hanya menuju ke jalan yang satu
Jalan yang lurus yang tak pernah pudar
Oleh pendar-pendar fatamorgana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar