Selasa, 21 Desember 2010

SELAMAT HARI IBU

Tentu kita masih ingat lagu sewaktu kita masih di taman kanak-kanak dulu: kasih ibu, kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia....".
Ya, cinta ibu terhadap anaknya adalah cinta yang tulus yang tidak mengharapkan balasan.
Cinta ibu tulus menyayangi anak-anaknya tanpa syarat.

Hanya memberi, tak harap kembali...
Betapa tulusnya kasih ibu.
Saya mempunyai pengalaman pribadi tentang kasih ibu. (Sekarang ibu saya sudah kembali ke rahmatullah, ya Allah, ampuni segala dosa ibu saya, dan tempatkan beliau di tempat terindah dan istimewa di sisi-Mu).
Ibu saya adalah orang yang sabar, seorang ibu yang sabar. Beliau tidak pernah marah atau meneriaki anak senakal apapun anak-anaknya. Saya anak ke lima dari enam bersaudara. Betapa repotnya ibu saya di rumah mengurusi enam anak. Bapak saya seorang guru, beliau sangat disiplin, sehingga tidak segan-segan menghukum kami jika kami membuat kesalahan. Sangat jauh beda dengan ibu saya. Jika kami membuat kesalahan (baca: kenakalan anak-anak) maka beliau hanya berkata, "ya Allah, gusti anak agung".
Saya masih ingat sewaktu saya masih di TK. Bapak saya pulang dari sekolah (tempat mengajar) membawa sekarung beras. Beras itu beliau taruh di tempat biasa, yaitu di dapur. Saya yang waktu itu masih TK melihat karung beras yang penuh isinya, mengundang saya untuk bermain-main dengan beras itu. Lalu saya buka karung beras itu, saya hamburkan beras itu ke atas sambil bersorak "hujan beras, hujan beras". Beras terhambur di mana-mana. Tidak lama ibu saya datang, beliau hanya bilang, "ya Allah.. gusti anak agung..." sambil mengumpulkan beras-beras yang terhambur di lantai. Beliau sama sekali tidak marah.
Sangat jauh berbeda dengan saya, mungkin jika saya di posisi ibu saya saat itu saya pasti marah dan menghukum anak. Namun ibu saya tidak pernah menghukum saya. Beliau sangat sabar...
Emak... aku sangat sayang padamu.
Robbirhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” [Al Israa’:24]
Robbanaghfir lii wa lii waalidayya wa lilmu’miniina yawma yaquumul hisaab
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” [Ibrahim:41]
Jadikanlah setiap hari menjadi hari Ibu.