Selasa, 05 Juni 2012

Mengetahui Kepribadian Seseorang

"Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Alloh sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan dari golongan mereka.Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui." (QS. Al-Mujaadilah (58) : 14)

Kita tidak mungkin dapat menyingkap kepribadian seseorang kecuali dengan berinteraksi dengannya, sehingga kita tahu watak asli yang dimilikinya. Atau, lakukanlah sebuah perjalanan dengannya, karena sebagaimana dikatakan sebuah ungkapan, "Sebuah perjalanan bisa menyingkap hakikat karakter seseorang."
Menjalin hubungan bisnis dengan seseorang juga bisa dijadikan cara untuk menyingkap hakikat karakter yang dimiliki. Sebab, harta adalah sebuah ujian dan tipu daya. Sering kali kita melihat seseorang yang dari luar tampak seperti ahli ibadah dan saleh, tetapi ketika dia memiliki urusan masalah uang dengan orang lain, maka tampaklah kerakusan dan kekikirannya. Hingga membuat dirinya berani berbohong, menipu, dan tidak menepati janji.
Imam Ja'far ash-Shadiq memberi beberapa tips untuk mencari orang yang layak kita jadikan teman setia.
Pertama, perhatikan sikapnya saat engkau memperoleh nikmat dan saat engkau tertimpa musibah. Jika ia datang saat engkau mendapat nikmat, dan menjauhkan diri saat engkau tertimpa musibah, ia bukanlah sahabat setiamu. Kedua, meskipun ia marah kepadamu, tetapi ia tetap mau bersahabat denganmu berarti ia benar-benar sahabatmu. Dan ketiga, meskipun terlibat perselisihan denganmu, tapi ia tidak menjelek-jelekkanmu di hadapan orang lain. Jadikanlah ia sahabat karibmu.
Seorang ulama saleh berkata, "Ketahuilah bahwa orang lain akan menjadi teman selama Anda tidak mencoba meminta bantuan darinya. Jika Anda sudah mulai berani meminta bantuan darinya, walaupun itu berupa utangan, maka setelah itu Anda akan berubah menjadi orang yang tidak dia sukai, dia akan langsung malas untuk bertemu dengan Anda lagi. Karena itu, jagalah diri Anda jangan sampai meminta-minta sesuatu dari orang lain, baik itu berupa materi maupun non materi." (HF)


Sumber : ZamZam, Renungan Harian Terpilih, No. 6/Tahun II/ Februari 2008/ Muharram-Shafar 1429 H.