Selasa, 19 Maret 2013

Mengembangkan Potensi Anak Sesuai Kepribadian Urutan Kelahiran

Sifat dan kepribadian seorang anak bukan hanya ditentukan oleh gen, tapi juga urutan kelahiran. Kita sering mendengar ungkapan yang mengatakan anak sulung cenderung perfeksionis, anak tengah si juru damai, anak bungsu si bayi manja. Para ahli kini menemukan bukti, urutan kelahiran ikut membentuk kepribadian anak. Urutan kelahiran ini juga menciptakan keuntungan dan tantangan yang berbeda. Berikut hal-hal yang bisa anda lakukan untuk membantu anak Anda berkembang sesuai potensi mereka.

ANAK SULUNG: PEMIMPIN ALAMIAH
Keuntungan:
Sebagai anak pertama dalam keluarga, anak sulung mendapat perhatian yang sangat besar dari orangtua mereka. Ibu dan ayah masih punya banyak waktu untuk menyanyikan lagu sambil memandikannya. Membacakan buku cerita sebelum tidur. Sebagai satu-satunya anak untuk sementara waktu, anak sulung adalah fokus utama cinta dan kasih sayang orangtua mereka. Juga yang pertama menimbulkan kesenangan pada orang-orang dewasa di dalam keluarga.
Perhatian yang tak terbagi dari semua orang membuat anak pertama menjadi orang yang sangat sukses, begitu menurut Meri Wallace dalam buku Birth Order Blues: How Parents Can Help Their Children Meet the Challenges of Birth Order. Anak pertama akan mendapatkan rasa percaya diri yang besar jika orangtua memberikan dorongan. Karena itu, anak sulung dalam keluarga sering berprestasi baik di sekolah maupun di tempat kerja sesudah ia dewasa karena ia cenderung fokus dan berorientasi pada detail. Bekerja keras untuk menyenangkan orang yang berwenang.
Begitu punya adik, anak pertama langsung mendapat peluang untuk memimpin. Si adik sering mengagumi si kakak karena bisa melakukan banyak hal. Kesempatan untuk mengajar dan membimbing adik-adik makin meningkatkan harga diri si sulung.
Tantangan:
Kekuatan terbesar si anak sulung juga dapat menjadi hambatan terbesar. Sebagai contoh, anak yang pemimpin alamiah bisa kesulitan berteman dan mempertahankan teman karena selalu memerintah teman-temannya (bossy).
Si sulung juga beresiko menjadi perfeksionis karena harus selalu cermat karena orangtua ingin anaknya sukses sehingga memperhatikan segala sesuatu sampai yang sekecil-kecilnya. Termasuk kelemahan-kelemahan kecil. Kendati pun ini dilakukan dengan maksud baik, pendekatan ini akan membuat anak merasa tidak adequate (cukup). Sekalipun orangtua bersifat supportive, anak sulung tetap dapat memberikan tekanan yang besar kepada diri mereka untuk sukses.
Cara membantu anak:
Jangan terlalu menguasai. Tahan diri agar tidak mengoreksi ketidaksempurnaan kecil. Jika seprei ranjang anak Anda masih sedikit kusut, jangan dirapikan. Jika sisiran rambutnya tidak serapi sisiran Anda, biarkan saja. Jika anak melakukan kesalahan, katakan, bahwa Anda tahu dia sudah berusaha. Tunjukkan kepadanya bagaimana Anda menerima pujian secara santun, minta maaf jika salah, dan beritahu anak Anda, jika rencana Anda tidak berjalan seperti yang diinginkan.
Jangan hanya puji produk dari usaha, tapi puji itikad baiknya. Jika Anda berkata, "Wah, ini gambar terbagus yang pernah kamu buat", anak Anda akan berpikir, kali berikut dia harus membuat gambar yang lebih bagus lagi. Akan lebih efektif jika Anda memberikan dorongan terbuka. Katakan misalnya, "Saya yakin, kamu pasti suka dengan warna-warna cerah itu." Dengan cara ini, Anda menunjukkan Anda bangga, dia telah berusaha keras.

ANAK KEDUA: INOVATOR
Keuntungan:
Anak kedua merasakan keuntungan dari orangtua yang kini lebih rileks. Sebagian karena ayah dan ibu terlalu sibuk mengurusi keluarga yang terus tumbuh sehingga energi yang difokuskan kepadanya tidak sebanyak pada anak pertama. Mungkin juga karena orangtua kini merasa lebih percaya diri dengan keputusan-keputusan mereka. Apa pun alasannya, cara bertindak atau bersikap mereka yang lebih tenang cenderung menular ke anak kedua, yang secara khusus lebih mudah bangkit lagi sesudah mengalami kegagalan dibanding si sulung dan lebih kreatif dan cenderung senang bermain.
Anak kedua juga berusaha beda agar diperhatikan orangtua sehingga membuat mereka menjadi inovator sejati. Menurut Wallace, si sulung menetapkan tema, si adik mengembangkan variasi pada tema. Kendati pun punya banyak bakat yang sama, mereka jarang mengungkapkannya dengan cara yang sama. Anak yang satu mungkin main piano. Yang lainnya menyanyi dalam paduan suara.
Anak kedua juga cenderung lebih kompeten dibanding anak pertama pada usia yang sama karena mereka harus kerja keras untuk menyamai kakak mereka. Mereka juga lebih mandiri.
Tantangan:
Anak kedua mungkin merasa tidak adequate jika dibandingkan dengan kakaknya. Jika ayah dan ibu terus menerus memuji kakaknya, si anak kedua bisa menjadi takut, orangtuanya lebih sayang kakaknya. Untuk mendapatkan perhatian, dia mungkin menjadi anak yang suka pamer atau luar biasa kompetitif dengan anak lainnya. Pada umur 3, mungkin juga dia benci dengan kenyataan, bahwa kakaknya memiliki ibu dan ayah untuk sendiri sebelum dia lahir.
Cara membantu anak:
Dorong anak untuk menceritakan perasaan-perasaannya. Ajari dia kata-kata untuk mengungkapkan dirinya. Tunjukkan kepadanya fotonya pada usia yang sama dengan kakaknya (foto anak pertama ketika berumur sama, misalnya 3 tahun). Ingatkan dia, bahwa dia akan tumbuh dan mengerjakan apa yang dapat dikerjakannya. Jelaskan bahwa iri itu normal. Katakan, "Kami tahu, kamu susah harus berbagi dengan kakakmu. Tapi kamu berdua sama-sama disayang."
Jelaskan kepadanya, dia disayang seperti dirinya apa adanya. Dan dia tak perlu harus lebih jago dari orang lain untuk mendapatkan perhatian Anda.
Pastikan untuk memuji kelebihan-kelebihannya dan kemampuan-kemampuannya. Dia tidak harus pandai main piano seperti kakaknya. Cukup pandai bernyanyi sesuai bakatnya. Begitu juga kakaknya tidak harus pandai bernyanyi seperti dia. Jika Anda menyukai keunikan setiap anak, Anda akan mempunyai anak yang sangat beda tapi merasa dihargai dalam keluarga, jelas Kevin Leman, Ph.D., dalam buku The New Birth Order Book: Why You Are the Way You Are.
Jika Anda punya anak ke-3, anak kedua Anda akan menjadi anak tengah. Posisi kelahiran ini akan menciptakan sifat-sifat khusus.

ANAK TENGAH: SI JAGO BERUNDING
Keuntungan:
Anak yang punya kakak dan adik punya seseorang tempat dia belajar dan seseorang yang dia asuh. Dia juga punya 2 teman bermain. Bukan hanya 1. Sama seperti kakaknya, dia mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin, pengalaman yang akan membantu membangun rasa percaya dirinya. Sebagai 1 dari 3 atau lebih anak, dia dapat belajar cara berelasi dengan kelompok, cara berbagi, mendengarkan orang lain, dan ikut dalam aktivitas bersama. Jadi, kemungkinan dia akan pandai bergaul dengan anak lain. Dia juga belajar mengalah terhadap kakaknya yang bossy dan adiknya yang mau menang sendiri. Tekanan pada anak tengah biasanya lebih kecil dibanding pada anak sulung tapi lebih didengarkan dan tidak dilindungi secara berlebihan seperti adiknya.
Tantangan:
Ketika anak ketiga lahir, status anak kedua mendapat variasi baru. Anak tengah mungkin merasa dikesampingkan dan tidak diperhatikan. Akibatnya, bisa menjadi pencemas dan tidak aman. Jika pola ini berlanjut selama masa kanak-kanak, bisa membuat anak berkemungkinan tidak membela dirinya.
Untuk mendapatkan perhatian orangtuanya, anak tengah mungkin jadi bertingkah. Dia juga harus berjuang untuk mempertahankan identitasnya, menjelaskan siapa dirinya, mungkin jadi terobsesi dengan hobi atau terlalu kompetitif. Sebagian anak tengah juga menjadi orang yang berusaha selalu menyenangkan orang lain untuk mendapatkan afeksinya. Yang lainnya mungkin menarik diri, terutama jika orangtua selalu terlibat dalam perang dengan kedua anak yang lainnya.
Cara membantu anak:
Usahakan sekeras mungkin untuk membuat anak tengah merasa istimewa. Setiap hari, coba luangkan waktu tertentu hanya untuk bersamanya saja. Dan bersama dengan anak Anda yang lainnnya. Misalnya, dekap dia selama 10 menit ketika akan tidur malam.
Tanyakan pendapatnya untuk membantu membangun rasa percaya pada diri sendiri. Saat Anda berpakaian untuk bekerja misalnya, ambil 2 baju dan biarkan dia yang memilih. Atau ingatkan dia , ayah akan ulang tahun dan minta tolong dia untuk memikirkan hadiah yang hebat untuk ayahnya.
Apakah anak Anda itu anak kedua, ketiga, atau terakhir, seseorang akan menjadi anak bungsu, dengan tingkah laku khusus yang disebabkan posisinya.

SI BUNGSU: BERSEMANGAT BEBAS
Keuntungan:
Sama seperti anak tengah, anak bungsu merasakan manfaat dari orangtua yang lebih rileks dan punya kakak untuk diikuti atau diteladani. Dia ingin seperti kakak-kakaknya dan berkeras mengerjakan sesuatu sendiri. Kadang, si bungsu paling kreatif karena dia punya banyak waktu untuk diri sendiri. Dan sering punya lebih sedikit tanggung jawab dibanding kakaknya karena orang lain sering membantunya. Si bungsu sering tumbuh menjadi anak yang ramah, suka bersenang-senang, dan penuh kasih sayang.
Tantangan:
Karena keluarga kemungkinan lebih longgar terhadap anak bungsu, kemungkinan dia akan sulit menghormati orang yang berwenang di kemudian hari. Karena orang-orang sering membantunya, kemungkinan dia berkembang menjadi orang yang terlalu bergantung pada orang lain dan sulit mengatasi masalahnya sendiri. Dia mungkin merasa kurang kompeten dibanding kakak-kakaknya. Dia belajar dari mereka sehingga mereka pasti lebih mampu. Anak yang lebih tua dapat menjadi iri dengan si bungsu, terutama jika mereka merasa si bungsu diistimewakan. Mereka mungkin berkata, "Kamu sih kecil. Cuma di sekolah bayi. Kami punya pekerjaan rumah benaran."
Cara membantu anak:
Kemungkinan akan terjadi persaingan antar saudara. Lerai jika si bungsu diserang. Anak-anak perlu bantuan untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah. Jika anak TK Anda menguasai pembicaraan saat makan malam, suruh anak kelompok bermain Anda untuk menceritakan pengalamannya hari itu. Beri dia tanggung jawab, kendati pun cuma tugas kecil. Misalnya bantu membawa piring kecil ke dapur. Biarkan dia mendengar Anda mengingatkan anak Anda yang lain, bahwa mereka juga perlu waktu lama untuk mempelajari sesuatu.

ANAK TUNGGAL
Studi-studi menunjukkan, anak tunggal umumnya tumbuh menjadi orang yang berusaha mencapai prestasi tinggi dan lebih termotivasi dibanding anak yang punya kakak atau adik. Mereka juga cenderung lebih cepat matang dibanding anak lain seusianya. Karena dia adalah pusat dari dunia orangtuanya, kemungkinan tuntutannya juga tinggi. Karena tak punya adik atau kakak untuk diajak bermain, mereka lebih banyak menghabiskan waktunya dengan orang dewasa. Kendati pun anak tunggal senang sendiri atau bersama orang dewasa, sebaiknya perluas hubungannya dengan anak lain. Beri dia privasi dan identitas sendiri, yang secara otomatis akan didapatkannya jika Anda mengasuh lebih dari 1 anak.

Sumber: Aura, edisi 30/ TH.VIII/ Minggu ke-2/ Agustus 2004

Minggu, 03 Februari 2013

Pemberdayaan Perempuan Melalui Pembelajaran Kecakapan Hidup (Life Skill) Usaha Anyaman

Salah satu Model-model yang dikembangkan oleh BPKB PNFI Provinsi Kalimantan Selatan yang bekerjasama dengan BPPNFI Regional VI Kalimantan sekarang menjadi BP-PAUDNI Regional IV Banjarbaru adalah Pemberdayaan Perempuan Melalui Pembelajaran Kecakapan Hidup (Life Skill) Usaha Anyaman.

Sasaran Model ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja.Sedangkan kami memilih usaha anyaman karena banyaknya permintaan di pasaran mengenai hasil usaha anyaman, baik berbahan dasar purun (sejenis rumput yang banyak ditemukan di daerah Kalimantan Selatan dan sekitarnya) dan juga berbahan dasar tali milion.

Ujicoba Model ini memiliki 30 peserta pelatihan anyaman yang semua ibu rumah tangga yang tidak memiliki keterampilan apa-apa sebelumnya dan tidak memiliki pekerjaan. Waktu pembelajaran dua kali dalam seminggu. Narasumber pelatihan anyaman ini adalah PSP3 (Pemuda Sarjana Pelopor Pembangunan di Perdesaan) yang memiliki keahlian dalam menganyam.

Alhamdulillah, untuk hasil produk anyaman ini kami tidak menemui kendala, bahkan dalam pemasaran pun sudah ada yang menampung hasil anyaman karya ibu-ibu rumah tangga ini.

Semoga kegiatan ini tetap berjalan dan dapat membantu meningkatkan kualitas kehidupan khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga peserta pelatihan. Dan semoga mereka menularkan kemampuan dan semangat mereka dalam meningkatkan taraf hidup mereka kepada teman-teman, atau tetangga mereka dan sekitarnya.



(Ibu-ibu peserta pelatihan sedang menganyam dengan bahan dasar tali milion)







(Salah satu tim pengembang model sedang mempraktekkan cara menganyam dengan bahan dasar rumput purun)




(Produk hasil anyaman bahan dasar rumput purun).

(Produk hasil anyaman bahan dasar tali milion)













Sabtu, 05 Januari 2013

Jangan Sampai Amal Kita Hangus!

Sebentar lagi seorang penghuni surga akan masuk, sabda Rasulullah SAW kepada para sahabat. Mendengar kabar menarik tersebut, semua mata tertuju ke pintu masjid. Dalam benak para sahabat, terbayang sesosok orang yang luar biasa.
Tiba-tiba masuklah seorang pria yang mukanya masih basah dengan air wudhu. Penampilannya biasa-biasa saja. Ia pun bukan orang terkenal. Abu Umamah Ibnu Jarrah, demikian namanya. Bayangan para sahabat akan sosok luar biasa tidak menjadi kenyataan.
Keesokan harinya, peristiwa serupa terulang kembali. Demikian pula hari ketiga.

Para sahabat penasaran. Amal apa gerangan yang dimiliki orang ini sampai-sampai Rasul menyebutnya calon penghuni surga? Salah satunya Abdullah bin Amr bin 'Ash. Ia pun meminta izin kepada Abu Umamah untuk menginap tiga hari dirumahnya.

Tiga hari tiga malam Abdullah memperhatikan, mencermati, bahkan mengintip tuan rumah. Namun tidak ada satu pun yang istimewa. Hari-hari yang ia lewati tidak jauh beda dengan sahabat-sahabat lain. Ibadahnya pun biasa-biasa saja.

Pasti ada sesuatu yang disembunyikan. Aku harus berterus terang kepadanya, ujar Abdullah. Ia pun bertanya, "Amal apa yang engkau lakukan sehingga Rasulullah memanggilmu calon penghuni surga? Jawaban Abu Umamah sungguh mengecewakan. Apa yang engkau lihat itulah.

Ketika Abdullah hendak pergi, tiba-tiba tuan rumah berkata, Wahai saudaraku, sesungguhnya aku tidak pernah iri dan dengki terhadap nikmat yang Allah SWT berikan kepada orang lain. Sebelum tidur, saya pun selalu bersihkan hati dari ujub, takabur, kedengkian dan rasa dendam.

Ada banyak ibrah dari kisah ini. Namun ada satu yang pasti, hanya orang yang bersih hatilah (qalbun saliim) yang akan memasuki surga tertinggi, juga bertemu dengan Al-Khaliq, Allah Azza wa Jalla. Difirmankan, dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah SWT dengan hati yang bersih (QS. Asy Syu'raa (26) : 87.

Kebersihan hati adalah password untuk membuka pintu surga. Sesedikit apa pun amal, tetap akan bisa memasukkan orang ke surga, asal ia memiliki hati yang bersih. Sebaliknya, sebanyak apapun amal, tidak akan berarti sama sekali bila kita memiliki hati penuh penyakit.

Abu Umamah layak ditiru. Ia bukan sahabat sekaliber Abu Bakar Ash Shidiq, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, ataupun Ali bin Abi Thalib. Ibadahnya pun tidak seterkenal Abu Darda, Abdurrahman bin Auf, Salman Al Farisi, juga beberapa sahabat lainnya. Namun derajatnya di mata Allah dan Rasul-Nya demikian tinggi, hingga Rasulullah SAW memvonis ia sebagai calon penghuni surga. Mengapa? Sebab hatinya bersih dari penyakit dan lapang dari kebencian dan dendam. Sehingga semua amal kebaikannya tetap utuh dan bernilai di hadapan Allah SWT.

Karena itu, selain sibuk memperbanyak amal kebaikan, kita pun harus sibuk menjaga hati dari penyakit-penyakit membahayakan. Sebab, percuma saja kita menghiasi diri dengan berjuta-juta amalan wajib maupun sunat, sedang hati tidak pernah kita bersihkan. sebaliknya, walau amal kita biasa-biasa saja, namun dibingkai kebersihan hati, maka nilainya akan jauh lebih tinggi di hadapan Allah SWT. Lebih baik makan sayur kacang di mangkuk yang bersih, daripada makan gule spesial yang ditaruh di mangkuk penuh kotoran. Ideal tentu makan gule spesial di mangkuk bersih. Atau banyak ibadah dengan landasan qalbun saliim.

Namun setan tidak akan tinggal diam. Mereka akan berusaha menghancurkan amal-amal yang tengah kita kumpulkan. Maka sekali lagi, di tengah kesibukan kita beramal, jangan lupakan hati kita. Lindungi dari penyakit-penyakit penghancur amal. Menurut Rasul SAW, ada tiga penyakit yang akan menghanguskan amal kita.

Pertama: takabur atau sombong. Menurut Imam Al Ghazali dalam Ihya 'Ulumuddin, takabur akan menjadi batas pemisah antara seseorang dengan kemuliaan akhlak. Betapa tidak, orang takabur akan selalu mendustakan kebenaran, menganggap rendah orang lain dan meninggikan dirinya. Jangankan banyak, sedikit saja di hati kita ada sikap takabur, maka surga akan menjauh, amal-amal jadi tidak berarti. Disabdakan, Tiak akan masuk surga seseorang dalam hatinya terdapat sikap takabur walaupun sebesar debu. (HR. Muslim).

Kedua, hasud atau iri dengki. Ciri khas seorang pendengki adalah adanya ketidakrelaan ketika orang lain mendapat nikmat dan sangat berharap nikmat tersebut segera lenyap darinya. Bahasa kerennya, susah melihat orang lain senang, dans enang melihat orang lain susah. Kedengkian sangat efektif menghancurkan kebaikan. Rasulullah SAW menegaskan, Dengki itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Ketiga, Riya atau beramal karena mengharap pujian orang lain. Riya adalah tingkatan terendah dari amal. Rasul menyebutnya syirik kecil yang juga efektif menghapuskan kebaikan. Allah Azza wa Jalla tidak akan menerima suatu amal yang di dalamnya terdapat seberat debu saja berupa riya. Sebuah hadis qudsi mengungkapkan pula bagaimana murkanya Allah SWT kepada orang yang riya dalam amalnya. Pada hari kiamat Allah berfirman, ketika semua manusia melihat catatan amal-amalnya, Pergilah kamu semua kepada apa yang kamu jadikan harapan (riya) di dunia. Lihatlah apakah kamu semua memperoleh balasan dari mereka? (HR Ahmad dan Baihaqi). Dalam Al-Qur'an, diungkapkan pula bahaya riya. Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya (QS. Al-Maa'un (107) : 4-6 ).

Semoga Allah SWT memberi kekuatan kepada kita untuk menjaga hati dan amalan kita dari kebinasaan. Semoga.

sumber: republika.co.id 
http://ervakurniawan.wordpress.com/2012/12/24/jangan-sampai-amal-kita-hangus/