Selasa, 19 Mei 2015

Bulan Sya'ban 1436 H

Bulan Sya'ban 1436 H atau di tahun 2015 ini sudah kita masuki. Bulan Sya'ban adalah bulan ke delapan dalam sistem kalender Islam atau kalender Hijriyah. Bulan Sya'ban berada di antara bulan hijriyah Rajab dan Ramadhan. Rasulullah saw. menyebut bulan Sya'ban ini sebagai bulan yang sering dilupakan. Ia dilupakan karena berada di antara dua bulan yang menyedot perhatian yaitu bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan Rajab diperhatikan karena ia merupakan salah satu dari bulan Haram, sementara Ramadhan karena adanya kewajiban puasa sebulan penuh didalamnya.

Ada beberapa persitiwa yang terjadi pada bulan Sya'ban adalah sebagai berikut:
  • Pada Sya'ban, Allah berkenan untuk merubah arah kiblat umat Islam dari Masjidil Aqsho (Palestina) ke arah Masjidil Haram (Arab Saudi), yang sebelumnya tatkala umat Islam berada di Kota Madinah, jika melakukan shalat kiblatnya mengarah ke arah BAitul Maqdis. Tepatnya 15 Sya'ban, Allah berkenan memindahkan kiblat umat Islam menuju Masjidil Haram.
  • Pada bulan Sya'ban, segala amal manusia dalam jangka waktu satu tahun dilaporkan kehadirat Allah SWT. Sebagaimana hadits yang disampaikan sahabat Usamah bin Zaid ra., : "Saya pernah berkata: Ya Rasulullah! saya tidak melihat Anda berpuasa penuh pada bulan lain, seperti puasa Anda di bulan Sya'ban ini? Beliau menjawab: Pada bulan ini adalah sebuah bulan yang banyak dilalaikan oleh umat manusia, dan dia berada di antara Rajab dan Ramadhan yang pada bulan tersebut seluruh amal manusia dilaporkan ke hadirat Allah, maka aku senang tatkala amal ibadahku dilaporkan sedang aku dalam keadaan berpuasa." (HR. An-Nasaiy).
  • Pada bulan Sya'ban, khususnya pada malam Nisfu Sya'ban, Allah berkenan untuk menentukan umur manusia. Seperti dalam hadits Aisyah ra, yang pernah bertanya kepada Nabi SAW: "Wahai Rasulullah, apakah bulan yang Anda paling sukai untuk melakukan puasa adalah bualn Sya'ban?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya Allah pada bulan ini menetapkan setiap jiwa manusia yang akan mati pada satu tahun ke depan, maka aku senang tatkala ajalku tiba aku sedang dalam keadaan puasa."

Tuntunan Rasulullah SAW dalam mengisi bulan Sya'ban dan beberapa persiapan yang selayaknya dilakukan oleh kaum muslimin dalam rangka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan diantaranya sebagai berikut:

1. Bulan puasa sunah. 

Bulan Sya'ban adalah bulan yang disukai untuk memperbanyak puasa sunah. Dalam bulan ini Rasulullah saw. memperbanyak puasa sunah. Bahkan beliau berpuasa satu bulan penuh kecuali satu hari atau dua hari di akhir bulan saja agar tidak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah. 

Dari Aisyah RA berkata: "Aku tidak pernah melihat belia SAW lebih banyak berpuasa sunah daripada bulan Sya'ban. Beliau berpuasa di bulan Sya'ban seluruh harinya, yaitu beliu satu bulan Sya'ban kecuali sedikit (beberapa) hari." (HR. Muslim no. 1156 dan Ibnu Majah no. 1710).

Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah saw bersabda: "Janganlah  salah seorang di antara kalian mendahuli puasa Ramadhan dengan puasa (sunah) sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali jika seorang telah biasa berpuasa sunah (misalnya puasa Senin-Kamis atau puasa Daud) maka silahkan ia berpuasa pada hari tersebut." (HR. Bukhari no. 1914 dan Muslim no. 1082)

2. Bulan kelalaian

Para ulama salaf menjelaskan hikmah di balik kebiasaan Rasulullah saw. memperbanyak puasa sunah di bulan Sya'ban. Kedudukan puasa sunah di bulan Sya'ban dari puasa wajib Ramadhan adalah seperti kedudukan shalat sunha qabliyah bagi shalat wajib. Puasa sunah di bulan Sya'ban akan menjadi persiapan yang tepat dan pelengkap bagi kekurangan puasa Ramadhan.

Hikmah lainnya disebutkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid RA ia berkata: "Wahai Rasulullah saw, kenapa aku tidak pernah melihat Anda berpuasa sunah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Sya'ban? Beliau SAW menjawab: 


ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ

"Ia adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunah." (HR. Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadits ini).

3. Bulan menyirami amalan-amalan salih

Di bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah seperti membaca Al-Qur'an, berdzikir, beristighfar, shalat tahajud dan witir, shalat dhuha, dan sedekah. Untuk mampu melakukan hal itu semua dengan ringan dan istiqamah, kita perlu banyak berlatih. Disinilah bulan Sya'ban menempati posisi yang sangat urgent sebagai waktu yang tepat untuk berlatih membiasakan diri beramal sunah secara tertib dan kontinyu. Dengan latihan tersebut, di bulan Ramadhan kita akan terbiasa dan merasa ringan untuk mengerjakannya. Dengan demikian, tanaman iman dan amal shalih akan membuahkan takwa yang sebenarnya.

Abu Bakar Al-Balkhi berkata:"Bulan Rajab adalah bulana menanam. Bulan Sya'ban adalah bulan menyirami tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman."

Beliau juga berkata:"Bulan Rajab itu bagaikan angin. Bulan Sya'ban itu bagaikan awan. Dan bulan Ramadhan itu bagaikan hujan."

Barangsiapa tidak menanam benih amal shalih di bulan Rajab dan tidak menyirami tanaman tersebut di bulan Sya'ban, bagaimana mungkin ia akan memanen buah takwa di bulan Ramadhan? Di bulan yang kebanyakan manusia lalai dari melakukan amal-amal kebajikan ini, sudah selayaknya bila kita tidak ikut-ikutan lalai. Bersegera menuju ampunan Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya adalah hal yang harus segera kita lakukan sebelum bulan suci Ramadhan benar-benar datang.

4. Bulan persiapan menyambut bulan Ramadhan

Bulan Sya'ban adalah bulan latihan, pembinaan dan persiapan diri agar menjadi orang yang sukses beramal shalih di bulan Ramadhan. untuk mengisi bulan Sya'ban dan sekaligus sebagai persiapan menyambut bulan suci Ramadhan, ada beberapa hal yang selayaknya dikerjakan oleh setiap muslim, di antaranya adalah:

a. Persiapan iman, meliputi:
1) segera bertaubat dari semua dosa dengan menyesali dosa-dosa yang telah lalu, meninggalkan perbuatan dosa tersebut saat ini juga, dan bertekad bulat untuk tidak akan mengulanginya kembali pada masa yang akan datang,
2) memperbanyak doa agar diberi umur panjang sehingga bisa menjumpai bulan Ramadhan,
3) memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya'ban agar terbiasa secara jasmani dan rohani. Ada beberapa cara puasa sunah yang dianjurkan di bulan Sya'ban, yaitu puasa Senin - Kamis setiap pekan ditambah puasa ayyamul bidh (tanggal 13,14, dan 15 Sya'ban), atau puasa Daud, atau puasa lebih banyak dari tanggal 1 -28 Sya'ban.
4) mengakrabkan diri dengan Al-Qur'an dengan cara membaca lebih dari satu juz per hari, ditambah membaca buku-buku tafsir dan melakukan tadabbur Al-Qur'an.
5) meresapi kelezatan shalat malam dengan melakukan minimal dua rakaat tahajjud dan rekaat witir di akhir malam.
6) meresapi kelezatan dzikir dengan menjaga dzikir setelah shalat, dzikir pagi dan petang, dan dzikir-dzikir rutin lainnya.

b. Persiapan Ilmu, meliputi:
1) mempelajari hukum-hukum fiqih puasa Ramadhan secara lengkap, minimal dengan membaca bab puasa dalam (terjemahan) kitab Minhajul Muslim (Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi) atau Fiqih Sunnah (Syaikh Sayid Sabiq) atau Shahih Fiqih Sunnah (Syaikh Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim) atau pedoman puasa (Tengku Moh. Hasbi Ash-Shidiqi) atau buku lainnya.
2) mempelajari rahasia-rahasia, hikmah-hikmah, dan amalan-amalan yang dianjurkan atau harus dilaksanakan di bulan Ramadhan, dengan membaca buku-buku yang membahas hal tersebut.
3) mempelajari tafsir ayat-ayat hukum yang berkenan dengan puasa, misalnya dengan membaca (terjemahan) Tafsir Al-Qur'an  Al-'Azhim (Ibnu Katsir), atau Tafsir Al-Jami' li Ahkamil Qur'an (Al-Qurthubi),
4) mempelajari buku-buku akhlak yang membantu menyiapkan jiwa untuk menyambut bulan Ramadhan,
5) mendengar ceramah-ceramah para ustadz/ulama yang membahas persiapan menyambut dan mengisi bulan suci Ramadhan,
6) mengulang-ulang hafalan Al-Qur'an sebagai persiapan bacaan dalam shalat Tarawih, baik bagi calon imam maupun orang yang shalat tarawih sendirian di akhir malam (tidak berjama'ah ba'da Isya' di masjid),
7) mendengarkan bacaan murattal shalat tarawih para imam masjid yang terkenal keahliannya di bidang tajwid, hafalan, dan kelancaran bacaan.

c. Persiapan dakwah, meliputi:
1) menyiapkan materi-materi untuk kultum, taushiyah, ceramah, khutbah Jum'at dan dakwah bil lisan lainnya,
2) membuat selebaran, brosur, pamflet, majalah dinding, buletin dakwah dan lembar-lembar dakwah yang mengingatkan kaum muslimin tentang tata cara menyambut Ramadhan,
3) mengikuti kultum, ceramah-ceramah, dan pengajian-pengajian yang diadakan di sekitar kita (lingkungan masjid, tempat kerja, tempat belajar-mengajar) baik sebagai pemateri atau peserta sebagai bentuk persiapan dan pembiasaan diri untuk mengikuti kegiatan serupa di bulan Ramadhan,
4) mengadakan pesantren kilat, kursus keislaman, islamic study dan acara-acara sejenis.

d. Persiapan keluarga, meliputi:
1) menyiapkan anggota keluarga (anak-anak dan suami/istri) untuk menyambut kedatangan Ramadhan dengan mengenalkan kepada mereka persiapan-persiapan yang telah disebutkan di atas,
2) membiasakan mereka untuk menjaga shalat lima waktu, shalat sunnah Rawatib, shalat dhuha, shalat malam (tahajud dan witir), dan membaca Al-Qur'an,
3) memberikan taushiyah/kultum harian jika memungkinkan,
4) meminimalkan hal-hal yang melalaikan mereka dari amal shalih di bulan Sya'ban dan Ramadhan, seperti musik-musik dan lagu-lagu jahiliyah, menonton TV, dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak membawa manfaat akhirat,
5) menyisihkan sebagian pendapatan untuk sedekah.

e. Persiapan Mental, menyiapkan tekad yang kuat dan sungguh-sungguh untuk:
1) membuka lembaran hidup baru dengan Allah SWT, sebuah lembaran putih yang penuh dengan amal ketaatan dan berisi sedikit amal-amal keburukan,
2) membuat hari-hari kita di bulan Ramadhan tidak seperti hari-hari kebiasaan kita di bulan lain yang penuh dengan kelalaian dan kemaksiatan,
3) meramaikan masjid dengan melakukan shalat lima waktu secara berjama'ah di masjid terdekat dan menghidupkan sunah-sunah ibadah yang telah lama kita tinggalkan, seperti: bertahan di masjid ba'da Subuh sampai terbitnya matahari untuk dzikir, tilawah Al-Qur'an, atau belajar-mengajar, hadir di masjid sebelum adzan dikumandangkan, bersegera ke masjid untuk mendapatkan shaf awal, menunggu kedatangan imam dengan shalat sunnah dan niat I'tikaf, dst.
4) membersihkan puasa dari hal-hal yang merusak pahalanya, seperti bertengkar, senda gurau dan perbuatan-perbuatan iseng yang sekedar mengisi waktu tanpa membawa manfaat akhirat sedikitpun (main catur, main kartu, nongkrong bareng sambil menyanyi, dst)
5) menjaga dan membiasakan sikap lapang dada dan pemaaf,
6) beramal shalih di bulan Ramadhan dan memulai banyak niat sedari sekarang, seperti niat bertaubat, niat membuka lembaran hidup baru dengan Allah SWT, niat memperbaiki akhlak, niat berpuasa ikhlas karena Allah semata, niat mengkhatamkan Al-Qur'an lebih dari sekali, niat shalat tarawih dan witir, niat memperbanyak amalan sunah, niat mencari ilmu, niat dakwah, niat membantu menolong dan menyantuni sesama muslim yang membutuhkan, niat memperjuangkan agama Allah SWT, niat umrah, niat jihad dengan harta, niat I'tikaf, dst.)

f. Persiapan Jihad melawan hawa nafsu, diantaranya adalah:
1) mengekang hawa nafsu dari kebiasaan-kebiasaan buruk dan keinginan hidup mewah, boros, kikir, dan menikmati makanan-makanan yang lezat atau pakaian yang baru di bulan Ramadhan,
2) membiasakan lisan untuk mengatakan perkataan-perkataan yang baik dan bermanfaat, mencegahnya dari mengucapkan perkataan-perkataan keji, jorok, menggunjing, mengadu domba, dan perkataan-perkataan yang tidak membawa manfaat di akhirat,
3) mencegah hawa nafsu dari keinginan untuk melampiaskan kemarahan, kesombongan, penyimpangan, kemaksiatan, dan kezaliman,
4) membiasakan diri untuk hidup sederhana, ulet, sabar, dan sanggup memikul beban-beban dakwah dan jihad di jalan Allah,
5) melakukan musahabah (introspeksi) harian dengan membandingkan antara program-program persiapan di atas dan tingkat keberhasilan pelaksanaannya.

Uraian di atas adalah sekelumit amalan sunnah di bulan Sya'ban dan persiapan yang selayaknya dilakukan oleh kaum muslimin dalam rangka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Semoga kita termasuk golongan yang bisa berniat, berucap, dan berbuat yang terbaik di bulan Sya'ban dan Ramadhan yang akan datang. Hanya kepada Allah SWT kita memohon petunjuk dan pertolongan.

Wallahu a'lam bish shawab..

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar